Analisis Teks Sejarah, Struktur dan Kaidah Kebahasaan
ANALISIS KAIDAH KEBAHASAAN TEKS CERITA SEJARAH
keterangan
biru : struktur
ungu : konjungsi temporal sederajat
hijau : konjungsi temporal tidak sederajat
pink : pronomina
merah : verba material
hitam : frasa adverbial
Berdirinya
Kesultanan Yogyakarta
Orientasi
Kesultanan Yogyakarta merupakan bagian dari Kerajaan Mataram Islam yang terpecah menjadi dua; Kesunanan Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta.
Kesultanan Yogyakarta merupakan bagian dari Kerajaan Mataram Islam yang terpecah menjadi dua; Kesunanan Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta.
Urutan peristiwa sejarah Tahap 1
Kisah berdirinya Kerajaan Mataram Islam diawali dengan pemberian daerah kekuasaan (Alas Mentaok) dari Kesultanan Pajang (Sultan Hadiwijaya) terhadap Ki Ageng Pamanahan, setelah berhasil mengalahkan musuhnya, Aryo Penangsang
Kisah berdirinya Kerajaan Mataram Islam diawali dengan pemberian daerah kekuasaan (Alas Mentaok) dari Kesultanan Pajang (Sultan Hadiwijaya) terhadap Ki Ageng Pamanahan, setelah berhasil mengalahkan musuhnya, Aryo Penangsang
Urutan peristiwa sejarah Tahap 2
Kemudian, pada tahun 1577, Ki Ageng Pamanahan membuat sebuah keraton di daerah Kota Gede sebagai pusat pemerintahan, hingga beliau wafat pada tahun 1584, sebagai pengikut setia Kasultanan Pajang.
Kemudian, pada tahun 1577, Ki Ageng Pamanahan membuat sebuah keraton di daerah Kota Gede sebagai pusat pemerintahan, hingga beliau wafat pada tahun 1584, sebagai pengikut setia Kasultanan Pajang.
Urutan peristiwa sejarah Tahap 3
Setelah Ki Ageng Pamanahan mangkat, Kerajaan Mataram dilanjutkan oleh puteranya, yakni Danang Sutawijaya. Namun, Sutawijaya konon tidak mau tunduk dan patuh kepada Kesultanan Pajang
Setelah Ki Ageng Pamanahan mangkat, Kerajaan Mataram dilanjutkan oleh puteranya, yakni Danang Sutawijaya. Namun, Sutawijaya konon tidak mau tunduk dan patuh kepada Kesultanan Pajang
Urutan peristiwa sejarah Tahap 4
Justru, Sutawijaya berniat menghancurkan Kesultanan Pajang untuk memperluas wilayah kekuasaan Mataram. Dalam versi lain, Sutawijaya semata-mata hanya ingin lepas dari dominasi Kesultanan Pajang. Akhirnya Sultan Pajang mengetahui niat tersebut dan memutuskan menyerang Mataram pada 1587. Namun, tanpa disangka, saat pasukan Kesultanan Pajang hendak menyerang Mataram, terkena dampak letusan Gunung Merapi, hingga akhirnya pasukan Kesultanan Pajang kewalahan (hancur). Dalam versi lain pula disebutkan, pasukan Kesultanan Pajang kalah saat melawan pasukan Sutawijaya dan Mataram.
Justru, Sutawijaya berniat menghancurkan Kesultanan Pajang untuk memperluas wilayah kekuasaan Mataram. Dalam versi lain, Sutawijaya semata-mata hanya ingin lepas dari dominasi Kesultanan Pajang. Akhirnya Sultan Pajang mengetahui niat tersebut dan memutuskan menyerang Mataram pada 1587. Namun, tanpa disangka, saat pasukan Kesultanan Pajang hendak menyerang Mataram, terkena dampak letusan Gunung Merapi, hingga akhirnya pasukan Kesultanan Pajang kewalahan (hancur). Dalam versi lain pula disebutkan, pasukan Kesultanan Pajang kalah saat melawan pasukan Sutawijaya dan Mataram.
Urutan peristiwa sejarah Tahap 5
Setahun kemudian, Mataram menjadi sebuah kerajaan & Sutawijaya mentasbihkan diri sebagai Raja Mataram berdaulat dengan gelar Panembahan Senopati Senapati Ingalaga Sayidin Panatagama yang berarti Panglima Perang dan Ulama Pengatur Kehidupan Beragama.
Setahun kemudian, Mataram menjadi sebuah kerajaan & Sutawijaya mentasbihkan diri sebagai Raja Mataram berdaulat dengan gelar Panembahan Senopati Senapati Ingalaga Sayidin Panatagama yang berarti Panglima Perang dan Ulama Pengatur Kehidupan Beragama.
Urutan peristiwa sejarah Tahap 6
Mulai saat itu, Kerajaan Mataram berkembang pesat menjadi sebuah kerajaan yang besar dan menjadi penguasa Pulau Jawa yang besar dan disegani. Setelah mangkatnya Panembahan Senopati pada 1601, Raja Mataram selanjutnya digantikan oleh puteranya yang bernama Mas Jolang dikenal juga dengan gelar Panembahan Seda ing Krapyak.
Mulai saat itu, Kerajaan Mataram berkembang pesat menjadi sebuah kerajaan yang besar dan menjadi penguasa Pulau Jawa yang besar dan disegani. Setelah mangkatnya Panembahan Senopati pada 1601, Raja Mataram selanjutnya digantikan oleh puteranya yang bernama Mas Jolang dikenal juga dengan gelar Panembahan Seda ing Krapyak.
Urutan peristiwa sejarah Tahap 7
Setelah wafat pada 1613, Mas Jolang digantikan lagi oleh anaknya, yaitu Pangeran Arya Martapura dan dilanjutkan oleh kakaknya, yakni Raden Mas Rangsang yang juga lebih dikenal sebagai Prabu Pandita Hanyakrakusuma, dan bergelar Sultan Agung Senapati Ingalaga Abdurrahman. Pada masa Kekuasaan Raden Mas Rangsang (Sultan Agung) inilah kerajaan Mataram berada pada puncak kejayaannya dan berkembang dengan sangat pesat di segala bidang.
Setelah wafat pada 1613, Mas Jolang digantikan lagi oleh anaknya, yaitu Pangeran Arya Martapura dan dilanjutkan oleh kakaknya, yakni Raden Mas Rangsang yang juga lebih dikenal sebagai Prabu Pandita Hanyakrakusuma, dan bergelar Sultan Agung Senapati Ingalaga Abdurrahman. Pada masa Kekuasaan Raden Mas Rangsang (Sultan Agung) inilah kerajaan Mataram berada pada puncak kejayaannya dan berkembang dengan sangat pesat di segala bidang.
Urutan peristiwa sejarah Tahap 8
Kerajaan Mataram semakin kuat dan makmur sampai akhirnya Sultan Agung dan digantikan oleh puteranya, yaitu Amangkurat I pada tahun 1645. Masa kejayaan Kerajaan Mataram akhirnya mengalami kemunduran. Kejadian-kejadian yang berbau konflik perebutan kekuasaan dari dalam maupun luar istana, akhirnya meruntuhkan Kerajaan Mataram. Situasi ini dimanfaatkan penjajah VOC (Belanda) untuk memecah belah kerajaan dengan adanya Perjanjian Giyanti, 13 Februari 1755. Perjanjian Giyanti ini memutuskan untuk membagi kekuasan Kerajaan Mataram menjadi dua yaitu Kasunanan Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta. Dalam perjanjian itu, juga menetapkan Pangeran Mangkubumi sebagai Sultan di Kasultanan Yogyakarta dengan gelar Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) I.
Kerajaan Mataram semakin kuat dan makmur sampai akhirnya Sultan Agung dan digantikan oleh puteranya, yaitu Amangkurat I pada tahun 1645. Masa kejayaan Kerajaan Mataram akhirnya mengalami kemunduran. Kejadian-kejadian yang berbau konflik perebutan kekuasaan dari dalam maupun luar istana, akhirnya meruntuhkan Kerajaan Mataram. Situasi ini dimanfaatkan penjajah VOC (Belanda) untuk memecah belah kerajaan dengan adanya Perjanjian Giyanti, 13 Februari 1755. Perjanjian Giyanti ini memutuskan untuk membagi kekuasan Kerajaan Mataram menjadi dua yaitu Kasunanan Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta. Dalam perjanjian itu, juga menetapkan Pangeran Mangkubumi sebagai Sultan di Kasultanan Yogyakarta dengan gelar Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) I.
Urutan peristiwa sejarah Tahap 9
Sekitar satu bulan setelah Perjanjian Giyanti, Sri Sultan HB I yang pada saat itu tinggal di Pesanggrahan Ambar Ketawang mendirikan sebuah keraton di pusat Kota Yogyakarta, yang kini menjadi pusat pemerintahan Kasultanan Yogyakarta. Pemerintah Hindia Belanda mengakui Kasultanan Yogyakarta sebagai kerajaan dengan hak mengatur rumah tangga sendiri. Semua itu dinyatakan di dalam kontrak politik. Kontrak politik terakhir Kasultanan Yogyakarta tercantum dalam Staatsblad 1941, No. 47. Lalu, apa yang dimaksud dengan Perjanjian Giyanti? Perjanjian Giyanti adalah kesepakatan antara Belanda, pihak Mataram (diwakili oleh Sunan Pakubuwono III), dan kelompok Pangeran Mangkubumi. Dalam perjanjian ini, Kelompok Pangeran Sambernyawa atau Mangkunegara I tidak dilibatkan.
Urutan peristiwa sejarah Tahap 10
Dikisahkan pula, dalam perjanjian ini, Pangeran Mangkubumi memutar haluan menyeberang dari mendukung kelompok pemberontak, dan bergabung dengan kelompok pemegang legitimasi kekuasaan yang memerangi pemberontak, yaitu Pangeran Sambernyawa. (Sindonews)
Dikisahkan pula, dalam perjanjian ini, Pangeran Mangkubumi memutar haluan menyeberang dari mendukung kelompok pemberontak, dan bergabung dengan kelompok pemegang legitimasi kekuasaan yang memerangi pemberontak, yaitu Pangeran Sambernyawa. (Sindonews)
Reorientasi
Kasultanan Yogyakarta akhirnya berdiri setelah memisahkan diri dari Kerajaan Mataram melalui adanya Perjanjian Giyanti yang dimediasi oleh Belanda.
Kasultanan Yogyakarta akhirnya berdiri setelah memisahkan diri dari Kerajaan Mataram melalui adanya Perjanjian Giyanti yang dimediasi oleh Belanda.
dijadikan sebagai contoh atau referensi ya gaes, maaf bila ada kesalahan;)
Komentar
Posting Komentar